Rabu, 31 Agustus 2011

Sya'ir : Ummu Aiman pun Menangis

Al Faqih



Anas bin Malik bercerita: Abu Bakar berkata kepada Umar sepeninggal Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam-: Bawalah kami ke kediaman Ummu Aiman, kita akan mengunjunginya sebagaimana Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu juga mengunjunginya. Sesampainya di sana, ternyata Ummu Aiman sedang menangis. Abu Bakar dan Umar bertanya: Apa yang membuatmu menangis? Segala yang ada di sisi Allah tentu lebih baik bagi Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam-. Ia menjawab: Aku menangis bukan karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wa sallam-, tetapi aku menangis karena wahyu dari langit telah terhenti. Ternyata ucapannya itu menggugah hati mereka berdua dan akhirnya merekapun larut dalam isak tangis bersamanya. (HR. Muslim, no. 2454)
Berkenaan dengan ini Syaikh Husain bin Audah al-’Awaisyah hafizhahullâh berkata:
يَا أُمَّ أَيْمَنَ قَدْ بَكَيْتِ وَ إِنَّنَا
            نَلْهُوْ وَ نَمْجُنُ دُوْنَ مَعْرِفَةِ الأَدَبِ
لَمْ تُبْصِرِيْ وَضْعَ الْحَدِيْثِ وَلاَ الْكَذِبِ
            لَمْ تُبْصِرِيْ بَعْضَ المَعَازِفِ وَ الطَّرَبِ
لَمْ تَشْهَدِيْ شُرْبَ الْخُمُوْرِ أَوِالزِّنَا      
           لَمْ تَلْحَظِيْ مَا قَدْ أَتَانَا مِنْ عَطَبِ
لَمْ تَلْحَظِيْ بِدَعَ الضَّلاَلَةِ وَ الهَوَى        
           لَوْلاَ مَمَاتُكِ قَدْ رَأَيْتِ بِنَا العَجَبِ
لَمْ تَعْلَمِيْ فِعْلَ الْعَدُوِّ وَصُحْبَهُمْ    
           هَا نَحْنُ نَجْثُوْ لِلْيَهُوْدِ عَلَى الرُّكَبِ
وَا حَرَّ قَلْبِيْ مِنْ تَمَزُّقِ جَمْعِنَا          
           أَضْحَتْ أُمُوْرُكِ أُمَّتِيْ مِثْلَ اللُّعَبِ
تَاللَّهِ مَا عَرَفَ البُكَاءُ صِرَاطَنَا          
           وَ مَعَ التَّبَاكِيْ لاَ وَشَائِجُ أَوْ نَسَبِ
Wahai Ummu Aiman! engkau menangis, sementara kita
Terus berbuat sia-sia tanpa rasa malu dan kenal etika

Engkau belum pernah melihat hadits palsu atau dusta
Juga belum menyaksikan alat-alat musik dan dansa

Belum pula engkau melihat minuman arak atau zina
Serta aneka ragam musibah yang terus menimpa kita

Engkau belum melihat bid’ah-bid’ah sesat dan hawa
Andai belum mati, pasti kau lihat hal aneh pada kita

Engkau belum mengetahui ulah musuh dan sekutunya
Beginilah! kami bertekuk lutut tuk Yahudi dengan hina

Alangkah panasnya hatiku ini sebab perpecahan kita
Segala urusan umatmu ini menjadi seperti mainan boneka

Demi Allah, sekarang (berbeda), kita tidak bisa menangis lagi
Meski sekedar berpura-pura menangisi saudara senasab (yang mati)


Sumber : (adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah Ed 46, hal. 60)
 http://www.majalahislami.com/2008/12/ummu-aiman-pun-menangis/#more-248

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

You can give only good comments to what interest you