Berikut ini adalah sebuah kisah Malaikat Harut dan Marut yang banyak diceritakan oleh orang-orang ingin merendahkan kedudukan malaikat-malaikat Allah (yang merupakan utusanNya). Sebelum Anda membaca dan meyakini kisah menyesatkan ini, ada baiknya Anda merujuk kepada sumber-sumber yang rajih (terpercaya, kredibel). Perlu diketahui kisah ini tidak terdapat dalam satu dasar pun dalam kitab-kitab Islam. Hadis yang disandarkan di sini adalah hadis Maudlu' (palsu). Berikut kisah sesatnya:
Ya Tuhanku, alam yg Engkau ciptakan untuk tempat berbakti dan beribadat terhadap Engkau, sudah dijadikan oleh manusia menjadi tempat maksiat (mengingkari) ajaranEngkau, mereka saling membunuh, berzina, berjudi, mencuri dan minum minuman keras, serta memakan harta anak yatim dan mengkafirkan Engkau ya Tuhanku"
Kepada para Malaikat diperintahkan oleh Allh untuk memilih dua Malaikat, lalu mereka memilih Malaikat Harut dan Marut, kedua malaikat itu lalu diutus untuk turun kebumi. Kepada kedua Malaikat itu, Allah membangkitkan semua hawa nafsu seperti layaknya manusia keturunan Adam dan Hawa. Kepada kedua Malaikat ini diperintahkan oleh Allah agar beribadat dan mematuhi perintah Allah, dan jangan mempersekutukan Tuhan, kepada keduanya, Allah melarang agar jangan saling membunuh, memakan makanan haram, berzina, mencuri dan minum minuman yg memabokkan. Kedua Malaikat itu lalu turun kebumi dan tinggal untuk beberapa lama, menghukum antara yg haq, yaitu dizaman Nabi Idris a.s.
Dikala itu ada seorang wanita yg kecantikannya ditengah wanita wanita sebagai venus (bintang kejora) ditengah segala bintang, kedua Malaikat itu lalu mendatangi wanita itu, mulai merayu untuk menyerahkan kehormatannya. Wanita itu menolak, kecuali keduanya itu mau menganut agama yg dianutnya. Kedua Malaikat itu lalu menanyakan agama apa yg dianut wanita itu, wanita itu lalu mengeluarkan berhala (patung) dan berkata: inilah yg aku sembah. Kedua Malaikat itu menjawab: Kami tidak ada keinginan menyembah patung itu, lalu keduanya pergi dengan sedih. Kemudian kembali keduanya mendatangi wanita itu dengan maksud yg sama, yg juga dijawab dengan jawaban seperti waktu pertama tadi. Sehingga keduanya kembali dengan hampa, dan demikian pula kali yg ketiganya.
1. Menyembah berhala.
2. Membunuh
3. minum tuak.
Keduanya berfikir bahwa pertama dan kedua tidak pantas, yg lebih ringan dosanya adalah minum tuak. Lalu kedua Malaikat itu minum tuak, dan baru baru saja keduanya minum tuak itu, keduanya menjadi mabok, lalu melakukan hubungan intim (enak gila) dengan wanita itu. Dan karena keduanya takut bahwa wanita itu akan menceritakana pelanggaran berat kepada orang banyak, lalu kedua Malaikat itu membunuh wanita yg itu.
Setelah kedua Malaikat itu sembuh dari maboknya, dan menyadari bahwa keduanya sudah melakukan dosa dosa yg amat berat, begitu kedua Malaikat itu mau naik ke langit, tetapi sudah tidak sanggup, sebab antara langit dan bumi dipasang tutup untuk keduanya.
Melihat kejadian itu, sadarlah seluruh Malaikat yg ada dilangit, bahwa manusia yg tidak kenal alam gaib pantas tidak takut berbuat dosa, sehingga para Malaikat dapat mengerti kalo banyak manusia yg berbuat dosa.
Sejak saat itu seluruh Malaikat dilangit, disamping memuji Allah, mereka slalu berdoa agar Allah sudi kiranya mengampuni dosa dosa manusia yg beriman yg tinggal dibumi ini.
Terhadap kedua Malaikat yg dijadikan percobaan itu, oleh Allah disuruh pilih menjalani siksa dunia atau siksa akhirat. Lalu keduanya memilih siksa dunia, karena dunia ini tidak kekal. Sedangkan siksa akhirat adalah siksa yg kekal, begitulah kedua malaikat itu disiksa oleh Allah didunia, dan bebas dari siksa diakhirat kelak.
Akhirnya banyak manusia yg mendatangi kedua Malaikat itu untuk mempelajari ilmu sihir yg dapat mecerai beraikan antara suami isteri. Kedua Malaikat itu tak lupa menerangkan kepada orang banyak, bahwa ilmu sihir itu adalah sebagai (fitnah) bagi mereka, dan tidak akan berbarti apa apa kecuali degan izin Allah, dan pasti mendatangkan kerusakan semata. Sekalipun begitu, masih banyak saja manusia yg ingin mempelajarinya yg terang terangan tidak manfaat dan malah akan mendapatkan siksa yg amat berat diakhirat kelak.
“
|
"Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),
padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan
lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia
dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut
dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami)
dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan
sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari
sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab
Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui. (Al Baqarah 102)
|
”
|
Bantahan kisah Harut dan Marut
بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ ، لَا
يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
"Sebenarnya
(malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.”
(Al Anbiya 26 – 27)
|
وَمَنْ عِندَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ
عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ ، يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا
يَفْتُرُونَ
"Dan
malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk
menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada
henti-hentinya.” (Al Anbiya 19 – 20)
|
مَا
نُنَزِّلُ الْمَلائِكَةَ إِلاَّ بِالحَقِّ وَمَا كَانُواْ إِذاً مُّنظَرِينَ
"Kami
tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan
tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. (Al Hijr 8)
|
Beliau menyenaraikan beberapa ulama yang menghukum kisah tersebut sebagai palsu, antaranya al-Imam Abu al-Farj bin al-Jauzi, al-Syihab al-'Iraqi sehingga beliau mengatakan:
"Siapa yang beri'tiqad dalam kisah Harut dan Marut bahawasanya mereka berdua adalah malaikat yang diazab atas kesalahan mereka, maka orang itu kafir terhadap ALLAH yang maha agung.".
Demikian juga yang menolak kisah ini ialah al-Imam al-Qadhi 'Iyadh, al-Hafidz 'Imaduddin Ibn Kathir dan lain-lain.
Di dalam kisah asal cerita tersebut terdapat dailog yang menunjukkan dua malaikat tersebut membantah pengkhabaran ALLAH. Ketika ALLAH berkata kepada mereka: "Kalaulah aku uji kamu berdua dengan apa yang aku uji terhadap Bani Adam, pasti kamu berdua akan bermaksiat kepadaku." Lalu riwayat tersebut menyebut kononnya dua malaikat itu menjawab: "Kalaulah kamu lakukan kepada kami (dengan ujian tersebut) wahai tuhan, kami tidak akan menderhakai Mu."
Ungkapan ini menunjukkan bahawa dua malaikat ini telah membantah perkhabaran ALLAH swt. Perkara ini berlawanan dengan ayat al-Quran yang menceritakan sifat malaikat yang tidak menderhakai ALLAH dan sentiasa mematuhi arahanNYA.
لاَ يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Maksudnya : "(Mereka para Malaikat) tidak menderhakai ALLAH atas apa yang diarahkan kepada mereka, dan mereka lakukan apa yang disuruh kepada mereka."
Membantah perkhabaran ALLAH adalah besar kesalahannya, ia boleh membawa kepada kafir. Ini adalah perkara yang mustahil dan berlawanan dengan sifat Malaikat yang disebut di dalam al-Quran. Kerana itu para ulama Hadith menolak dan menjelaskan bahayanya mempercayai cerita-cerita seumpama di atas.
Dr. Muhammad bin Muhammad Abu Syahbah di dalam bukunya tersebut telah menyebut tafsir yang sebenarnya terhadap ayat 102 dari surah al-Baqarah yang menyebut tentang Harut dan Marut itu. Sebenarnya sebab yang membawa turunnya ayat tersebut ialah apabila Syaitan-syaitan pada ketika dahulu boleh mencuri mendengar berita dari langit. Lalu mereka sampaikannya beserta tambahan kepada pendusta-pendusta yang terdiri daripada para dukun dan bomoh Yahudi yang menulisnya di dalam kitab-kitab mereka, lalu mereka mengajarkannya kepada manusia. Sehinggalah pada zaman Nabi Sulaiman orang menganggap ilmu tersebut adalah dari Nabi Sulaiman. Lalu pendeta-pendeta Yahudi mendakwa dengan ilmu tersebutlah Nabi sulaiman dapat menundukkan insan, jin dan angin yang mengikut perintahnya. Inilah perangai Yahudi yang sentiasa mempersendakan para Nabi as dengan pembohongan-pembohongan mereka. Kerana itu ALLAH berfirman:
Maksudnya : "Dan tidaklah Sulaiman itu kafir, akan tetapi para syaitanlah yang kafir, mereka mengajarkan manusia akan sihir." (al-Baqarah - 102)
وَمَا أُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ
Maksudnya :
وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتىَّ يَقُوْلاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ
Rujukan :
http://tafakur.xtgem.com/harut, http://www.mail-archive.com/hidayahnet@yahoogroups.com/msg07015.html
Al Quran al kariem, versi Quran Player.