Kata Rasul SAW, wanita dinikahi karena alas an empat macam sebagaimana dikutip dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah pada hadis yang ke-1858 pada Kitab Nikah, sebagai berikut:
حدثنا يحيى بن حكيم. حدثنا يحيى بن سعيد، عن عبيد الله بن عمر، عن سعيد بن أبي سعيد، عن أبيه، عن أبي هريرة؛
- أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((تُنْكَحُ النِّسَاءُ ِلأَرْبَعٍ: لِمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ)).
Hadis ini diterima dari jalan Yahya bin Hakim dari Yahya bin Sa’id dari Ubaidillah bin Umar dari Sa’id bin Abi Sa’id dari ayahnya dari Abi Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Wanita dinikahi karena empat alas an :
1. karena hartanya
2. karena keturunannya
3. karena kecantikannya, dan
4. karena agamanya
maka pilihlah yang memiliki (tanggung jawab) agamanya, niscaya kamu akan bahagia.
Mencari jodoh, sedapat-dapatnya yang memiliki harta cukup agar ibadah kita tidak terganggu oleh kekurangcukupan belanja, sebab ketika kita kelak hidup dalam kefakiran atau kemiskinan, dikhawatirkan kita akan tergelincir kepada kekafiran. Bagaimana akan tenang beribadah jika kita masih susah untuk mencari sesuap nasi. Sehingga ia berani meninggalkan ibadah kepada Allah.
Sabda Nabi :
كَادَ الْفَقْرُ اَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا
Boleh jadi kefakiran/kemiskinan akan menjadikannya kafir.
Meskipun begitu kita tidak menikah karena mencari popularitas harta yang melimpah, sehingga kita disegani, yang membuat kita ujub (berbangga diri), sombong, merendahkan orang lain. Dan kalau itu tujuannya, niscaya kamu akan dihinakan oleh pasanganmu.
Carilah calon jodoh dari kalangan orang tua yang memiliki reputasi baik di masyarakat, tidak terlibat hal yang buruk, bukan keturunan maling, bukan keturunan koruptor, bukan bekas narapidana penjara. Jika dari keturunan di atas ini, dikhawatirkan kita akan malu bergaul dan beribadah bersama masyarakat, kita akan menjadi bahan gunjingan. Meskipun gunjingan akan mengurangi dosa-dosa kita, namun kita akan tidak nyaman beribadah.
Carilah jodoh yang memiliki kecantikan yang lumayan, meski tidak menemukan yang sangat cantik, agar kita senang dan tidak dipermalukan. Namun hendaklah berhati-hati, sebab boleh jadi kecantikan akan menipu kita. Kecantikan yang ideal adalah kecantikan ganda, yaitu outer dan inner beauty (kecantikan luar, yaitu rupanya dan kecantikan dalam, yaitu hatinya).
Carilah jodoh yang memiliki pengetahuan dan pengamalan agamanya yang baik. Semua itu agar kita kelak berhati-hati terhadap rambu-rambu Allah, halal dan haranya, fardu dan sunahnya, makruh dan mubahnya. Pilihan yang terakhir ini tidak kekecualian sama sekali. Berbeda dengan ketiga alas an di atas, yang jikalau dipilih dan tidak hati-hati pastikah akan merugi, harta keturunan, kecantikan bisa saja akan menipu, mempedayakan dan mengelincirkan iman kita. Tidak dengan yang keempat, yakni agama, jika kita memilihnya niscaya akan selamat, meskipun jodoh kita itu bukanlah orang kaya, bukan dari keturunan terhormat, rupa yang biasa saja.
Jodoh yang paripurna adalah ketika memiliki empat alas an di atas itu, hartanya cuku, keturunanya orang yang baik-baik, rupanya cantik, dan agamanya baik. Pastilah akan senang dunia akhirat. Insya Allah.
Empat alas an di atas memang ditujukan untuk laki-laki dalam memilih jodoh, tetapi sama saja bagi kaum perempuan dalam memilih jodoh. Keempat alas an itu dipilih sebab ia yang akan memimpin rumah tangga, mau dibawa ke mana keluarganya? Ke jalan sesat atau ke jalan selamat? Terserah….!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
You can give only good comments to what interest you