Jumat, 18 Maret 2011

OBAT BAGI HATI YANG KERAS MENURUT ALQURAN

Al Faqih Warsono



Sesungguhnya di dalam badan kita terdapat mudghoh (segumpal darah), jika ia baik maka badan kita ini akan baik semuanya, namun jika segumpal darah itu jelek, maka akan berdampak pada jeleknya seluruh badan ini. Segumpal darah itu adalah hati. Itulah terjemahan sabda Rasulullah SAW “inna fil jasadi mudghoh, in sholuhat, sholuhal jasadu kulluh, wain fasadat fasadal jasadu kulluh. Ala wahiyal qolb”.

Berangkat dari hal itu, maka tugas kita adalah menjaga hati itu agar berada dalam kondisi baik dengan diberi nutrisi keimanan dan keislaman serta ketaqwaan secara simultan (terus menereus setiap hari). Sebab bila kita biarkan, hati itu akan beradaptasi dengan lingkungan gersang akidah, akhlaq, dan ibadahnya. Kondisi tersebut yang berlangsung lama akan mengakibatkan hati itu keras, tidak akan bisa menerima segala bentuk nasihat. Semua kebenaran yang tidak sejalan dengan nafsu hatinya, diklaim sebagai pengganggu hak azasi manusia, mengganggu kesenangan orang lain. Jika kita merujuk pada hadits di atas, tentu hatinya telah diselimuti oleh keingkaran, kekufuran, kekafiran, yang berarti seluruh segi amaliah jasadnya tergolong buruk.

Untuk mengatasi dan mencegah fenomena di atas, maka perlu dicari obatnya, baik hati telah keras ataupun hati menghadapi gelajala keras, ataupun juga hati belum terlanjur keras. Berikut obatnya menurut AlQuran:
1. Beriman kepada Allah setiap saat. Jangan pernah kendur walau sedikitpun. Sebab iman bagai air laut, kadang naik kadang surut. Pupuk dengan mengikuti banyak kegiatan keagamaan, sering tadabbur AlQuran, baca buku/kitab agama, ikuti pengajian-pengajian, simak taushiyah-taushiyah agama Islam, dll.



Barabgsiapa beriman kepada Allah, pastilah Dia akan memberinya petunjuk kepada hatinya. (QS Al Taghabun [64]:11)

2. Banyak mengingat Allah dan membaca Al Quran dengan mentadabburinya (memahami dan merenungi maknanya). Dengan begitu hati akan menjadi tuma’ninah (tenang), terlebih ketika orang-orang hatinya merasa resah dan gelisah oleh berbagai factor kehidupan dunia, mulai dari bencana, kebutuhan bahan pokok, terror, kondisi global yang tidak menentu, dll.



Orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram/tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tanang/tentram. (QS ar Ra’du: 28)

3. Belajar ilmu agama, karena ilmu agama dapat membimbing seseorang menjadi manusia yang bertaqwa. Dengan belajar ilmu agama, maka orang akan condong hatinya kepada keimanan yang tinggi derajatnya. Ia tahu siapa Allah, ia akan merasa takut jika hidupnya akan menyengsarakannya di akhirat, ia takut jika ibadahnya tidak diterima, dan ia takut jika ia harus dimasukkan ke dalam nerakanya Allah. Itulah hidayah Allah. Dalam AlQuran, Allah memuji orang yang belajar ilmu agama untuk beroleh hidayah Allah, yang dengan ilmunya itu ia sangat takut kalau hatinya condong kepada kesesatan. Hal demikian tidak dirasakan bagi orang yang tidak pernah belajar ilmu agama.



Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha pemberi. (QS Ali Imran[3]: 8)

4. Menjauhi penyebab terjadinya fitnah dan dosa. Agar hati kita tidak menjadi keras, maka kita berusaha sekuat mungkin untuk menjauhinya. Oleh karena itu Allah melarang para sahabat bertanya atau meminta sesuatu hal kepada istri-istri Nabi SAW, kecuali dari belakang tabir.



Dan apabila kamu meminta sesuatu (keerluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hatim mereka. (QS al Ahzab [33]: 53)

Jika kita mau dan mampu melaksanakan petunjuk Allah sebagaimana penulis kemukakan di atas, pastilah hati-hati kita akan menajdu lunak, mau mendengar nashihat agama. Itulah yang dikatakan bahwa kita mendapat petunjuk (hidayah) Allah. Jika tidak mau maka hati kita jelas akan menjadi keras, sulit menerima kebenaran agama. Dikatakan kita disesatkan oleh Allah.



Wa Allahu a’lam.


Klik link di bawah untuk ke:
PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMP
KATA MUTIARA INGGRIS-INDONESIA

4 komentar:

  1. Assalamu`alaikum....
    terimakasih atas nasehat2 yang bapak tuliskan...
    saya merasa senang dan tenang membacanya...
    namaun ada yg ingin saya tanyakan, dan semioga bapak mau memberi nasehat buat saya...
    begini pak, hati saya boleh dikatakan termasuk keras dan kotor,,, tp, alhamdulillah ,perlahan-lahan saya coba utk membersihkannya dgn berusaha lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. namun pak, hati dan fikiran saya selalu ada fikiran buruk trhdp ALLAH dan RAsulullah . dan semua itu sungguh sangat menakutkan bagi saya... ( saya pun tdk berani membicarakan sperti apa yg saya alami sebenarnya di hati dan fikiran saya ),,
    bgtulah pak,,, apakah ada nasehat buat saya agar segala fikiran2 buruk yg selalu hadir di otak saya ini bisa hilang pak?
    Demi Allah, sungguh saya takut dgn fikiran saya sendiri....

    terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedapat mungkin jauhi yg namanya prasangka (su-udh dhonn). Inna ba'dhodh dhonni itsmun (sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa). Prasangka kepada orang lain saja tidak boleh, apalagi prasangka kepada Allah dan RasulNYa, keciali prasangka baik (husnudh dhonn). Prasngka yg tidak baik dipenuhi oleh kebencian, sedang prasangka yg baik (pasti akan dilapisi rahmat/kasih sayang). Dalam hadits qudsi, Allah berfirman: ana 'inda dhonni 'abdi (aku tergantung pada prasangkaan hambaKu), yaitu jika prasangka buruk kepada Allah (serta diliputi kebencian) maka Allah akan benci pula kepadanya (maksudnya Allah Yang maha Perkasa akan murka kepadanya). nakmun jika prasangka baik kepada Allah, Allah pun akan berbuat baik kepadanya (wa ahsin kama ahsanallahu ilaika/berbuat baiklah, sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu). wallahu a'lam.

      Hapus

You can give only good comments to what interest you