يَا أَبِيْ وَالْمَوْتُ كَأْسٌ مُرَّةٌ لاَ تَذُوْقُ النَّفْسُ مِنْهَا مَرَّتَيْنِ
كَيْفَ كَانَتْ سَاعَةٌ قَضَيْتَهَا كُلُّ شَيْئٍ قَبْلَهَا أَوْ بَعْدُ هَيْنِ
أَشَرِبْتَ الْمَوْتَ فِيْهَا جُرْعَةً أَمْ شَرِبْتَ الْمَوْتَ فِيْهَا جُرْعَتَيْنِ
Ayahanda, kematian bak pahitnya segelas minumanTakkan hingga dua kali jiwa ini dapat merasakan
Bagaimanakah dahulu saat-saat indah kau habiskan?
Segalanya, sebelum atau sesudah begitu cepat terlewatkan
Cukupkah hanya sekali ini ayah meneguk kematian
Atau, akankah hingga dua kali engkau dapat merasakan?
Sumber : Majalah Adz-Dzakhiirah Edisi 39 hal. 52
http://www.majalahislami.com/2009/06/teruntuk-ayahanda/#more-586
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
You can give only good comments to what interest you