PENJELASAN
- Dalam pembahasan ini, manusia (insan) dianggap sudah baligh, sehat akalnya, dan sudah tersentuh ajakan (tabligh) iman dan taqwa kepada Allah SWT.
- Manusia sebagaimana dalam nomor (1) di atas dipertemukan dengan wujud (adanya) Tuhan Allah SWT. Siapa Allah, siapa pula manusia, apa kaitannya antara Allah dan manusia, dan bagaimana sikap manusia terhadap konsekwensi akibat penciptaannya oleh Allah? Mengabdi atau mengingkari?
- Kafir (menjadi orang yang
ingkar), tidak percaya dengan wujud (adanya) Allah, oleh karenanya tidak
mau mengikuti perintahNya, tidak mengakui rasulNya, KitabNya, MalaikatNya,
dll. Allah berfirman dalam QS ArRum[30]:44
مَن كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ “Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu;”
- Oleh karena ia kafir, ia tidak mengimani Allah, ia mencari Tuhan-tuhan lain yang dianggap mampu mendatangkan kebaikan padanya, yakni orang kafir itu (musyrik).
ذَلِكُم
بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِن يُشْرَكْ بِهِ
تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
Dalam QS Al Ghafir [40]: 012, Allah berfirman:
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir jika hanya Allah saja yang disembah.
Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusannya adalah ada pada
Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar
إِنَّ اللّهَ لاَ
يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن
يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيماً
Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (AnNisa [4] : 048)
إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ
يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang kafir,
sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak akan beriman, QS Al Baqarah [2]: 6.
قُل لِّلَّذِينَ
كَفَرُواْ سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
Katakanlah kepada orang-orang
yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring
ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya", (QS
ALI IMRAN [3]:12)
Kecuali jika mereka mau masuk ke
Islam dan mengimani Allah, mereka termasuk yang diberi petunjuk, seperti firman Allah dalam QS Ali Imran[3] :20.
فَإنْ
حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُل لِّلَّذِينَ
أُوْتُواْ الْكِتَابَ وَالأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُواْ فَقَدِ
اهْتَدَواْ وَّإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاَغُ وَاللّهُ بَصِيرٌ
بِالْعِبَادِ
Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang
kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah
dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada
orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi:
"Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam,
sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka
kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya.
Dan FirmanNya (QS AzZumar [39]: 037):
وَمَن يَهْدِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّضِلٍّ
أَلَيْسَ اللَّهُ بِعَزِيزٍ ذِي انتِقَامٍ
Dan barangsiapa yang diberi
petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah
Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?
- Neraka
adalah tempat kemabli yang terburuk bagi para pendurhaka dan ingkar kepada
Allah SWT sebagaimana digolongkan pada nomor (4) di atas. Neraka itu api
(yang disediakan) Allah yang dinyalakan (Al Humazah [104]:6), api yang
sangat panas (Al Ghasyiyah [4]:4) dan (AlQariah [101]:11), api yang
menyala-nyala (Al Haqah [69]:31), api yang tidak meninggalkan dan tidak
membiarkan dan pembakar kulit manusia (Al Mudatssir [74]:28-29), api yang
ditutup rapat (Al balad [90]: 20).
- Diantara manusia ketika dihadapkan pada keimanan kepada Allah, ada yang kafir (lihat no. 4) ada pula yang beriman (Mu’min). Beriman, jika tidak dibarengi dengan amal shalih (termasuk shalat), maka tidak berguna keimananannya. Oleh karena itu, keimanan harus ditopang dengan amal shalih (keislaman)
وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ
الصَّالِحَاتِ أُولَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang beriman serta
beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.. (QS Al Baqarah
[2]: 82)
- Muslim (orang Islam, yakni orang yang mengamalkan amal shalih setelah beriman). Kita kitak cukup dengan iman tanpa Islam. Allah SWT berfirman :
قَالَتِ
الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا
يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا
يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Orang-orang Arab Badwi itu berkata:
"Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum
beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu
belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia
tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS Al Hujarat [49]: 14)
Muslim berarti menerima konsekwensi melaksanakan
rukun Islam sesuai dengan petunjuk Allah melalui kitabNya (Al Quran) dan sunnah
RasulNya. Itulah Amal shalih.
وَمَنْ عَمِلَ
صَالِحاً فَلِأَنفُسِهِمْ يَمْهَدُونَ
“dan
barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka
menyiapkan (tempat yang menyenangkan), (QS ArRum [30] :44)
- Namun demikian, ternyata setelah menjadi muslim, tidak serta merta taat, ada juga yang kemudian pindah agama lagi (murtad). Orang ini tergolong kafir, kecuali jika ia kembali kepada keimanan (mumin). Allah berfirman :
مَن كَفَرَ بِاللّهِ
مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ
وَلَـكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْراً فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ
وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Barangsiapa
yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah),
kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia
tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran,
maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar, (QS An Nahl [16] :
106)
Dan
firmanNya dalam QS Ali imran[3] : 090:
إِنَّ الَّذِينَ
كَفَرُواْ بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُواْ كُفْراً لَّن تُقْبَلَ
تَوْبَتُهُمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الضَّآلُّونَ
Sesungguhnya
orang-orang kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali
tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.
- Ada juga yang tetap Islam, hanya saja ia suka melakukan kedurhakaan (maksiat) kepada Allah SWT (muslim ‘ashy), jarang melakukan shalat (sholat dipilih sesuai kesukaannya, melaksanakan sholat Jumat tapi tidak melaksanakan sholat Asar atau Isya), melakukan amal shalih untuk riya (dilihat orang), malas ibadah, senang melakukan yang dilarang (haram). Allah menyebut golongan ini dengan sebutan “orang yang menganiaya diri sendiri”.
ثُمَّ
أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di
antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang
demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Fathir [35] :32)
Orang yang bermaksiat, jika tidak
melakukan taubat, maka ia akan tergolong pelaku “kaba-ir (dosa besar)” dan
disiksa di neraka Allah. Jika ia taubat, dilihat apakah akan kembali maksiyat
setelah taubat, ataukah menjadi taat kepada Allah.
- Orang yang gemar melakukan maksiat, akan menjadi ingkar (kafir) karena kemaksiatannya dan tidak mau insyaf lalu ia mati dalam keadaan penuh maksiat / kafir, maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا
وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللّهِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالنَّاسِ
أَجْمَعِينَ
Sesungguhnya orang-orang kafir
dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para
malaikat dan manusia seluruhnya. (QS Albaqarah [2]: 161)
- Jika ia bertaubat (muslim ta-ib), maka dilihat apakah ia akan kembali maksiyat atau taat (muslim ‘athy). Jika taat (‘athy), maka parameternya adalah ia harus istiqamah dengan iman dan taqwanya. Itulah orang yang benar-benar taubat dan pasti Allah akan menerima taubatnya. FirmanNya :
إِلاَّ الَّذِينَ
تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَبَيَّنُواْ فَأُوْلَـئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan
Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS AlBaqarah [2]: 160)
- jika ia menjadi muslim athy (taat) kemudian ia menjadi muttaq (taqwa) dan mushlih (berbuat kebaikan), maka ia ia termasuk orang yang mendapat ridho Allah dan dimasukkan ke surga.
وَمَن يُطِعِ اللّهَ
وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Barangsiapa ta`at kepada Allah
dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di
dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan
yang besar (QS An Nisa[4]: 13)
- Muttaq (orang yang yang taqwa) dan tetap dalam ketaqwaannya dibalut dengan ketaatan kepada Allah SWT adalah orang yang akan mendapat naungan surga yang penuh dengan kenikmatan.
إِنَّ الْمُتَّقِينَ
فِي ظِلَالٍ وَعُيُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. (QS
Al Mursalat [77]: 041)
- Mushlih (orang yang berbuat kebaikan) akan mendapat balasan surga dari Allah. Orang muslih yang dimaksud adalah siapapun yang berbuat kebaikan, hasil pikir dan karyanya bermanfaat bagi kebaikan orang lain setelah ia berpegang teguh dengan keimanan kepada Allah.
Rasulullah bersabda :
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ
لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia ialah yang
paling bermanfaat bagi orang banyak.
Banyak ayat qouliyah yang
menegaskan bahwa kata “orang yang berbuat baik” disebut setelah kata “orang
yang beriman”, lihat QS Al Ashr [103]:3, QS Al Bayyinah [98]:7, QS At Tiin [95] : 6, QS Al Buruj [85]: 11, QS
Al Insyiqaq [ 84]: 25, QS At Talaq [65]: 11, QS Al fath [48]: 29, QS Muhammad
[47]: 2 dan 12, QS Al Jatsiyah [45]: 21dan 30, QS As Syura [42]: 22 dan 26, QS
Fusshilat [41]: 8, QS Al Ghafir [40]: 58, QS Shad [38]: 24 dan 28, QS Fathir
[35]: 7, QS Saba [34]:4, QS As Sajdah [32]: 19, QS Luqman [31]: 8, QS Rum [30]:
15 dan 45, QS Al Ankabut [29]:7,9, dan 58, QS As Syu’ara [26]:227, QS An Nur
[24]: 55, QS Al Hajj [22]: 14, 23, 50, dan 56, QS Maryam [19]: 96, QS Al Kahfi
[18]: 30 dan 107, QS Isra [17]: 9, QS Ibrahim [14]: 23, QS Ar Ra’d [13]: 29, QS
Hud [11]: 23, QS Yunus [10]: 4 dan 9, QS Al A’raf [7]: 42, QS Al Maidah [5]: 9
dan 93, QS An Nisa [4]: 57, 122, 124,
dan 173, QS Ali Imran [3]: 57, QS Al Baqarah [2] : 25, 82, dan 277. Dengan
banyaknya ayat yang meng-eksplisitkan “beriman” dan “beramal shalih”
menunjukkan betapa pentingnya keimanan sebagai syarat diterimanya “amal shalih”
di sisi Allah SWT. Allah berfirman :
فَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ
وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ
Maka barangsiapa yang mengerjakan
amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya
itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. (QS Al Anbiya
[21]: 94)
مَنْ عَمِلَ
صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً
طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (QS An Nahl [16]: 97)
- Jannah (surga), merupakan tempat kembali yang terbaik yang disediakan bagi hamba-hamba Allah yang bertaqwa, yang beriman, yang beramal shalih. Surga merupakan bentuk “rahim (sayang)” Allah yang dijanjikan, karena Allah tidak akan pernah ingkar janji. Allah berfirman menirukan ucapan orang shalih :
رَبَّنَا إِنَّكَ
جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَّ رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُخْلِفُ
الْمِيعَادَ
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia
untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya".
Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS Ali Imran [3]: 9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
You can give only good comments to what interest you