Alfaqih Warsono
Di jaman canggih ini, orang kebanyakan gandrung dengan
produk-produk kemajuan teknologi dan informasi. Sayangnya, kebanyakan hanya
sebatas pengguna produk canggih tersebut. Malahan tidak sedikit, terutama para
remaja kita, yang menjadi “korban”nya. Andaikan para remaja tidak sebatas
pengguna, melainkan sebagai pencipta, ataupun perakit saja, sudah akan lebih
cerah masa depannya. Minimal, andaipun jika tidak kedua-duanya, ya dimungkinkan sebagai
sebagai pemakai produktif, yaitu tentunya pemakai untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya dari
produk canggih tersebut, untuk menciptakan lapangan kerja baru atau setidaknya
untuk memudahkan usahanya.
HP, misalnya, yang merupakan bentuk produk kemajuan IPTek,
di samping computer, internet, MP3 Player, DVD player, digital camera , handy-cam, dan lain-lain. Sebutan lain untuk istilah HP adalah handphone,
ponsel, cellular phone, telpon genggam, mobile phone. Keberadaan produk ini
sesungguhnya memiliki manfaat sekaligus kesia-siaan bergantung pada sikap
seseorang terhadapnya. Jika digunakan untuk alat komunikasi yang bermanfaat dan
penting tentu keberadaannya akan benar-benar bermanfaat. Tetapi sebaliknya jika
digunakan untuk bermain game, musik bukan sebagai pelipur lelah saat
beristirahat, melainkan untuk mengabaikan kewajiban pokok lainnya, maka dalam
hal ini HP tidak bermanfaat. HP akan menjadi “pelalai tugas”, menjadi alat
kesenangan, dan bahkan mungkin sebagai tujuan hidupnya yang menyenangkan.
Fenomena sehari-hari adalah fakta yang bisa ditemui
diberbagai daerah, terutama di wilayah Indramayu, mungkin juga di wilayah
kabupaten dan yang lainnya, bahwa banyak remaja (baik anak putus sekolah, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA) dan lainnya yang mengabaikan tugas hidupnya, mengabaikan fungsi
hidupnya di dunia. Mereka menyibukkan dirinya kesenangan hidup melalui
produk-produk canggih tersebut. Dalam
hal ini para remaja mengelompokkan dirinya ke dalam kaum hedonist, karena
mereka berpaham hedonisme. Hedonisme adalah paham yang menjadikan
kesenangan dan uforia hidupnya sebagai tujuan. Mereka lari dari memahami dan
tidak peduli dengan hahekat hidupnya. Padahal Allah mengingatkan dalam QS Ali
Imran [3]: 185
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا
تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ
وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ
الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Dalam ayat lain, Allah berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَعِبٌ
وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلاَ
تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah
kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah
kamu memahaminya? (QS Al An’am [6]: 32)
Banyak para remaja yang justru mengejar kesenangan hidup
tersebut, mereka lebih senang bermain HP atau internet daripada beribadah
ketika waktu shalat tiba, misalnya. Mereka lupa bahwa sesungguhnya kesenangan
itu adalah semu dan bersifat sementara, sebagaimana Allah berfirman :
مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ
وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Itu hanyalah
kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan
Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (QS Ali Imran [3]: 197
.
قُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ
خَيْرٌ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً
“Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk
orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (QS An Nisa
[4]: 77)
Ayat lain yang senada adalah :
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَى
“dan sesungguhnya
akhir (akhirat) itu lebih baik bagimu dari permulaan (dunia).” (QS Adh Dhuha
[93]:4)
Hendaklah kita pahami bersama bahwa sesungguhnya tujuan
hidup kita, manusia, adalah kebahagiaan hidup di akhirat dengan penuh ridho
Allah SWT, yakni setelah mati, bukan di dunia ini. Namun demikian tetap kita
tidak boleh meninggalkan bagian hidup kita di dunia, seperti belajar, bekerja,
membantu orang lain, dlll., pendeknya segala sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain. Perhatikan petunjuk Allah berikut ini:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ
الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ
اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS
Al Qashash [28]:77)
Mudah-mudahan dengan taushiyah ini, kita semua selamat di
dunia dan akhirat kelak. Amin.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
You can give only good comments to what interest you